Menu

Selasa, 08 Januari 2013

Sarange I Love You



Pagi itu tampak seorang gadis berseragam putih abu-abu berlari ditrotoar. Kedua tangannya mendekap buku, tas yang bergantung dibahunya bergoyang cepat seirama dengan langkahnya. Sesekali ia melirik ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya. Aduh, 5 menit lagi masuk nih. TELAT DEH! Semua ini gara-gara ban motor kempes, nyebelin banget huuuh! Gadis itu terlihat kesal sekali. Dari kejauhan tampak bangunan sekolah yang telah sepi dari hiruk pikuk siswa yang berlalu lalang dan terlihat satpam sedang menutup gerbang sekolah. Ia pun segera berlari menuju pintu gerbang sekolah.
“Pak.. Pak..!! jangan ditutup dulu gerbangnya!” teriak Maya berlari dengan napas terengah-engah dari luar gerbang sambil menahan pintu gerbang sekolah.
“Eh neng Maya, waduh neng kok jalan kaki. Motornya kemana?” Pak Diman satpam sekolah tersenyum dan segera membuka gerbang yang akan ditutupnya.
“Tadi bannya bocor jadi jalan kaki deh pak.” Jawab Maya sambil tersenyum.
“Ya udah cepetan masuk neng.” Pak Diman membuka pintu gerbang.
“Makasih Pak.” Maya langsung ngeloyor menuju kelasnya.
Pak Diman hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya seraya mengunci pintu gerbang, ia heran kenapa bisa Maya terlambat. Biasanya anak itu datang pagi-pagi.
Maya mengatur napasnya sambil berjalan menyeberangi lapangan rumput menuju kelasnya, ia melihat ke sekelilingnya tampak sepi. Pandangan matanya berhenti pada sesosok cowok berseragam putih abu-abu yang berdiri tak jauh dari dirinya. Maya merasa tak asing dengan sosok itu. Lalu, sosok itu menatap kearahnya, dan mereka pun saling berpandangan. Hati Maya lega, karena sohib kentalnya Dhika namanya masih keluyuran hemm berarti Bu Sinta belum masuk hehehehe… aman desahnya dalam hati.  

“May… !! ” panggil cowok itu.
Maya pun melambaikan tangannya ke arah Dhika, Dhika pun berlari ke arah Maya.
“Oiii…. Tumben kamu telat…. Kenapa?? molor yaaa hahaha…” Dhika menepuk pundak Maya.
“Aduh, sakit dodol…..tu ban motor ku bocor…” Maya merengut.
“Hahahaha… terus gimana???”
“Kasih tau ga yeeeee???.....weeeeeekss” Maya ngeloyor pergi sambil menjulurkan lidahnya.
Dhika pun tersenyum-senyum melihat kelakuan sahabatnya. Entah mulai kapan ia menyukai tingkah sahabatnya itu.
“Dhika ngapain senyum-senyum sendiri disitu, ayo masuk kelas mu.” tegur Pak Andre.
“Eh bapak.” Dhika terkejut dan tersenyum malu.
“Saya mau ke kantor pak.” Lanjutnya.
“Ya sudah sana.” Pak Andre berlalu meninggalkan Dhika.

Maya menginjakan kakinya di depan kelas dan angsung menuju tempat duduknya dengan tampang ceria. Tampak kedua sahabatnya Tio dan Sandy yang tengah asyik bercerita memandang dengan tatapan heran. Maya dengan acuh tak acuh duduk di kursi mengeluarkan buku dari tasnya. Tio, teman sebangkunya langsung membrondongnya dengan pertanyaan.

“May…” panggil Tio bangkit dari kursi dan duduk di bangku sebelah Maya.
Maya menoleh kearah Tio.
“Ga ….Hehehehehe….” Tio hanya tersenyum menatap wajah Maya.
“Ehh… pagi-pagi udah aneh ni anak.” Maya menatap Tio heran.
“Kenapa May ?” tanya Sandy duduk di meja Tio.
“Tau tuhh….” Maya menutup bukunya seraya menoleh kearah mereka berdua dan tersenyum.

“Ehemm..” tiba-tiba seseorang berdehem dari pintu kelas 2 IPA1.
Sekejap saja suasana menjadi sepi sejenak, seluruh mata menoleh ke arah pintu dan ternyata sesosok cowok dengan tampang tak bersalah. Huuuu… semuanya menyoraki Dhika dan melempar dengan gumpalan kertas. Maya, Tio dan Sandy hanya memandang sahabat mereka yang ditipukin gumpalan kertas.
“Eh jangan gitu dong… kasian Dhika…” Nita menghampiri Dhika, tetap Dhika dengan cepat menuju bangku ketiga sahabatnya.
“Huuuuuuuuuu….” Teman-teman sekelas menyoraki tingkah Nita.
“Hei May, ga SMS aku tadi biar aku jemput.” tanya Dhika sambil menyerahkan buku ke arah Sandy.
Maya hanya membalas dengan senyuman.
Tiba-tiba Dhika merasa ada yang berbeda dari seyuman Maya hari ini, sejenak Dhika terbengong-bengong menatap Maya. Gila! Kalo dia tertawa manis banget ngeliatnya. Hohohoho senangnya ucap Dika dalam hati.
Ada yang bete ternyata melihat Dhika dan Maya, Nita yaa cewek satu ini naksir berat sama Dhika sejak kelas 1. Tetapi Dhika ga pernah meresponnya. Ada-ada saja alasan Nita untuk dekat dengan Dhika, nah kebetulan Dhika sekarang terpilih sebagai ketua OSIS dan Nita sebagai wakilnya tetapi usaha Nita sia-sia.

“Hoi, Dika disuruh ngapain ni bukunya?? “ Sandy membolak-balik buku kimia.
“Oya aku sampe lupa, tadi ada pesan dari Bu Sinta. Sini bukunya.” Dhika merebut buku yang tadi ia berikan pada pada Sandy.
Dhika pun beranjak menuju ke depan kelas mengetok papan tulis agar seisi kelas tenang.
“Sssttt….teman-teman, ada pengumuman nih. Bu Sinta ga masuk hari ini….. Belum selesai Dhika berbicara merekapun bersorak senang.
“Hoi tenang dong, belum selesai aku ngomong. Kita disuruh ngerjain tugas latihan halaman 18. Terus di kumpul hari ini juga!!! ” Dan di sambut oleh sorakan temen-temannya Huuuuuuuuuuuuuuu…..
Sejenak kemudian seisi ruangan pun tenang sibuk dengan tugas yang diberikan Bu Sinta.
Dhika pun segera menuju tempat duduknya disebelah Sandy.

Dhika, Tio, Sandy dan Maya adalah empat sahabat yang sangat akrab kemana-mana mereka selalu berempat. Mereka berempat berteman sejak OSPEK satu tahun lalu. Entah kenapa mereka bisa akrab. Tempat tinggal mereka berjauhan dan kegiatan ekskul saja berbeda-beda. Dhika mengambil ekskul basket, Tio mengambil ekskul Anggar, Sandy mengambil ekskul sepak bola sedangkan Maya mengambil ekskul Taekwondo.

Teeett…. Teeett….Teettttt…… Bel istirahat berbunyi.
“Eh susah banget yaa tadi soal kimianya….” kata Sandy setiba mereka di kantin sekolah.
“Ah kamu nihh…. Tadi berisik banget nanya terusss…. Oya malam nanti kita nonton yokk…?” ajak Tio.
“Ada Film apaan emang???” tanya Sandy dan Maya bersamaan.
“Aku liat dulu yaa…” Tio memngeluarkan handphonenya.
“Nih film 5 cm katanya kakak q bagus lho….” Sambungnya seraya memperlihatkan jadwal tayang di handphonenya.
“Temanya apa tuu ?” tanya Dhika.
“Oya kata temen ku Ratih yang anak IPS-2 ceritanya tentang persahabatan…….hemm baguss katanya sihh…” seru Maya.
“Iyappss bener banget May…. Nonton yokk jam 18.45 biar ga kemalaman broo…” kata  Tio.
“Oke bisa, ntar malam juga aku ga ada kesibukan….. Maya sama Sandi gimana??
Maya dan Sandy saling berpandangan sejenak kemudian mengangguk tanda setuju.
Sementara ketiga sahabatnya sibuk mengobrol, Maya segera memesan makanan.
“Boy, makan dulu deh. Ngobrolnya ntar aja keburu dingin tuu….” Tegur Maya.
 “Dhika… Dhika….” Panggil Nita.
Serentak keempat sahabat itu menoleh kearah sumber suara.
“Eh mak lampir datang tuuh…” Tio menatap Dhika.
“Kan Pak lampirnya disini hahahahaha…. Lagi makan bakso….” Sandi tertawa.
“Hahahaha,…. Iya tuu…” timpal Maya.
“Kalian niihh ada-ada aja….” gerutuh Dhika kesal.

Bersambung………..
Mau tau kelanjutannya ??? saksikan terus yaaaa…..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar